Dari judulnya aja udah keliatan isi dari tulisan ini pasti nggak penting. Dan dari judulnya juga pasti udah kebayang, orang bakalan males buat baca isinya. Dan jangankan orng lain, saya aja sebenarnya juga males. Dan tingkat kemalasan saya mungkin jauh diatas rata-rata orang normal. Maka dari itu saya memutuskan untuk menulis saja, dan berniat untuk tidak membaca ulang. -__________-"
Pertama-tama, saya ingin mengucapkan rasa syukur yang begitu mendalam kepada Tuhan YME karena telah memberikan saya kekuatan sekaligus kegilaan untuk menulis tulisan ini. Kedua, saya juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada sodara-sodara sekalian yang sudah sudi membaca artikel ini. Atau mungkin juga kepada sodara-sodara yang telah terjebak masuk ke dalam blog saya ini sehingga terpaksa harus membacanya dengan hati berontak. Dan yang ketiga, saya begitu berterimakasih kepada diri saya sendiri yang ternyata telah menjadi orang yang bersyukur kepada Tuhan sekaligus telah berterimakasih kepada saudara-saudara yang terpaksa terjebak dan tidak terpaksa masuk dan membaca artikel ini. Dan saya rasa, jumlah yang terjebak lebih banyak ketimbang yang tidak.
Oke, langsung saja mengerucut ke topik pembicaraan, walaupun sebenarnya saya tau kalau topik itu bentuknya tidak kerucut. Dan entah seperti apa, karena bahkan sampai saat ini pun tidak ada researcher yang mau melakukan research untuk membuktikan bentuk dari topik itu sendiri seperti apa.
Disini saya ingin sekali berbicara tentang kehidupan. Sepertinya berat ya pembicaraan kita kali ini. Meskipun juga tidak akan ada yang tau seberapa berat kehidupan itu ketika ditimbang. Bahkan sepuluh ribu ekor gajah pun tidak bisa mengimbanginya. Jangankan gajah yang mati-matian berusaha mengimbangi, timbangannya saja saya tidak yakin bentuknya seperti apa.
Kehidupan adalah masalah. Kenapa begitu? Jelas saja demikian, tak sedikit permasalahan yang terjadi dalam kehidupan didunia yang hanya sekali ini saja. Dan kehidupan itu adalah segala aspek yang berhubungan dengan properti dunia. Mulai dari manusia, hewan, benda-benda seperti me, kursi, lemari, kulkas, kasur, rumah, bahkan upil kering yang sesekali nyempil di dalam hidung kita itu pun, yang juga bisa dibilang benda paling jorok sedunia itu juga merupakan suatu masalah. Bayangkan saja jika upil-upil itu kita biarkan saja bersarang didalam hidung, tak bisa dibayangkan seberapa panjang upil itu nantinya akan tumbuh.
Setelah saya pikir-pikir dengan begitu keras hingga saya tidak tidur dua hari dua malam, sepertinya masalah dan upil merupakan dua hal yang sama. Masalah=Upil. Keduanya harus ada solusinya. Jika Upil tadi, solusinya adalah dengan cara membersihkannya dengan jari, terserah mau jari tengah, telunjuk, jempol atau lainnya tak masalah. Karena tidak akan berefek pada ukuran hidung kita sehingga menjadi melebar atau justru mengerut. Namun jika Masalah, kita tidak boleh menyelesaikannya dengan menggunakan jari. Salah-salah justru akan memunculkan masalah baru yang mungkin akan lebih besar nantinya.
Sebagai contoh, sebut saja Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Mungkin masalah pertama yang muncul saat itu adalah, bagaimana caranya Bapak Gubernur tersebut bisa meramaikan acara yang entah... saya sendiri tidak tau acara seperti apa itu. Mencari cara untuk bisa meramaikannya saja sudah merupakan suatu masalah menurut saya,. Namun karena Bapak Gubernur tersebut salah ambil ambil jari, yaa.. mau nggak mau muncullah masalah baru yang tidak hanya meramaikan "acara" melainkan juga meramaikan media.
Yaa... itu sih hanya satu contoh aja, yang dapat kita petik suatu pelajaran dimana kita harus berhati-hati dalam menggunakan jari. Alat tubuh itu memang penting, khususnya jari, dan lebih khususnya lagi jari-jari saya yang lentik ini, yang bisa saya gunakan untuk menyelesaikan masalah di hidung saya, haha.
Oke, saya rasa cukup segitu aja ya tulisan ini saya ketik.
Dan sekali lagi saya betul-betul mengucapkan terimakasih kepada sodara-sodara yang terlanjur sudah membacanya sampai selesai. Salam Sipud!! :D
Ohh iya, daripada postingan ini polos gak ada gambarnya, sebagai pemanis saya akhiri dengan gambar iseng saya yang nggak jelas apaan.Tapi setidaknya gambar itu nampak keren, meskipun hanya saya saja yang mnegatakan demikian. -____-"
No comments:
Post a Comment